CBDC Team | Surat Lembar Deskripsi Dosen

CBDC Team | Surat Lembar Deskripsi Dosen

Lembar Deskripsi Diri


Calon Nama Dosen :  PETRUS HEPI WITONO

Jurusan:  CBDC (Character Building Development Center)

 

 

DESKRIPSI DIRI DOSEN

Deskripsikan dengan jelas apa saja yang telah Saudara lakukan yang dapat dianggap sebagai prestasi dan/atau kontribusi bagi pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi (Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat), yang berkenaan dengan hal-hal berikut. Deskripsi ini perlu dilengkapi dengan contoh nyata yang Saudara alami/lakukan dalam kehidupan profesional sebagai dosen.

A. Pengembangan Kualitas Pembelajaran

A.1. Berikan contoh nyata semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan jelaskan dampaknya !

Deskripsi:

Tahun 2002, saya pernah terlibat sebagai instruktur para mantan narkoba di Panti Rehabilitasi Narkoba Khedaton Parahita selama 1 bulan (sekarang berada di Sentul). Kami terlibat didalam rutinitas keseharian mereka. Kami diberikan kesempatan untuk memberikan renungan dan motivasi setiap pagi dan malam hari sebelum tidur. Para mantan narkoba ini berbeda dengan kebanyakan orang sehat. Kebanyakan dari mereka merupakan pribadi yang tertutup, sensitif, mudah tersinggung sehingga memberikan pemahaman serta pemikiran yang baik cenderung susah. Umur para mantan narkoba berkisar antara 25-40 tahun. Semuanya harus dilakukan secara perlahan dan butuh keterbukaan. Bukan hal yang mudah untuk mengenal masalah utama setiap pribadi. Ketika ada sesi pertemuan yang tidak disukai, mereka cenderung malas mendengarkan atau malah bicara sendiri. Tindakan yang saya lakukan dalam sesi tertentu banyak menggunakan contoh praktek: tentang keterbukaan, tersenyum, maupun cara sikap menghormati. Saya mencoba mengajarkan untuk menghargai anugerah kehidupan dari Tuhan, menjadi pemimpin dan belajar berani menerima diri apa adanya.


Tahun 2003 hingga 2005, saya terlibat sebagai guru asistensi di 3 Sekolah: Santo Yosef, Vincentius Putri dan Tarakanita 4. Saya terlibat menjadi pengajar agama SMP. Mengajar para murid SMP ternyata bukan hal yang bukan karena membutuhkan usaha yang kreatif untuk menarik perhatian mereka. Setiap sekolah memiliki keunikan masing-masing. Siswa SMP Santo Yosef-Mangga Besar (Kelas 3) memiliki sikap aktif, kritis namun cenderung melanggar aturan. Saya harus menerapkan sikap tegas kepada mereka. Kedua, siswa SMP Vincentius Putri-Otista termasuk sulit diatur, sehingga memerlukan tenaga ekstra untuk berfikir kreatif dalam proses pembelajaran. Saya cenderung memberikan permainan simulasi. Ketiga, siswa SMP Tarakanita sangat berbeda, disiplin, kritis, tertib dan sangat kooperatif. Saya harus mempersiapkan berbagai kemungkinan jawaban atas aneka pertanyaan kritis mereka. Manajemen waktu sangat diperlukan saat mengajar di ketiga sekolah ini.

 

Tahun 2007-2008, saya terlibat sebagai pembina kaum muda dalam karya pastoral di Paroki Bojong Indah dan Kosambi, Cengkareng. Saya bertugas untuk mengontrol, memberikan dukungan pada kegiatan kaum muda yang bersifat positif. Sekali lagi, tugas sebagai pembina kaum muda bukanlah hal yang mudah. Saya harus turun langsung ke lapangan, mengajak kaum muda untuk terlibat dalam berbagai aksi sosial serta retret kaum muda. Semua kegiatan bertujuan mengarahkan kaum muda lebih kritis, aktif dan dapat bekerja sama. Kami banyak mengadakan aksi sosial agar kaum muda dapat keluar dari zona aman, seperti kunjungan panti jompo, rumah yatim piatu, donor darah dan membagikan makanan untuk pengemis. Semua pembinaan ini bertujuan agar para kaum muda katolik lebih memiliki kepekaan sosial.

 

Tahun 2009, saya terlibat untuk mengajar komunitas jurnalistik. Saya mengajak anak muda untuk belajar mengutarakan pemikiran dalam tulisan. Saya mempraktekkan apa yang pernah saya peroleh dari suatu seminar jurnalistik dan pengalaman menulis saya. Belajar menuangkan ide harus tetap mengikuti standar etika penulisan. Penulisan karya ilmiah akan sangat berbeda dengan tulisan opini. Kesulitan lain yang saya alami ialah keterbatasan waktu dan media elektronik membuat kami sulit memperluas pelatihan jurnalistik. Namun, saya bersyukur bahwa komunitas jurnalistik ini mulai terlibat dalam berbagai kesempatan lomba. Ada pula yang menerbitkan buku.

 

Tahun 2010, saya diberikan kesempatan sebagai pembina rohani di lingkungan hingga hari ini setelah tidak melanjutkan panggilan sebagai calon imam. Saya dilibatkan karena dianggap banyak mengenal kitab suci lebih baik dibandingkan para umat di lingkungan. Saya bersyukur atas kesempatan besar ini. Kesulitan yang saya alami ialah terkadang para umat tidak membawa kitab suci sehingga kesulitan untuk belajar bersama. Kedua, terbatasnya waktu dan media elektronik di lingkungan membuat saya terbatas untuk memperdalam kitab suci.  

 

 

A.2. Berikan contoh nyata kedisiplinan, keteladanan, dan keterbukaan terhadap kritik yang Saudara tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Deskripsi:

Berbagai pengalaman yang telah saya alami dari tahun tersebut membentuk saya untuk menekankan beberapa hal penting:

1.       Manajemen waktu: Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik. Saya selalu berusaha menekankan disiplin waktu dalam setiap kegiatan yang sedang saya asuh.

2.       Komunikasi: Menurut saya, komunikasi adalah hal terpenting untuk mencapai sikap keterbukaan dan mengurangi salah paham.

3.       Berfikir positif dan optimis: Semua pembelajaran pasti ada yang berjalan baik dan tidak, namun saya selalu berfikir apapun yang kita berikan dengan segala kekurangannya, akan tetap memberikan dampak baik. Maka berfikir positif dan optimis harus tetap ada.


Terima kasih banyak,
Hepi https://linktr.ee/lembutambunblog
CBDC Team https://binus.ac.id/character–building/team/

 

 

Post a Comment

0 Comments