HidupTanpaTapi: Mau Belajar Menerima Diri Sendiri tapi susah karena aku anak adopsi

HidupTanpaTapi: Mau Belajar Menerima Diri Sendiri tapi susah karena aku anak adopsi

Saya tidak pernah tahu bahwa sedari kecil ternyata saya anak adopsi. waktu SD kelas 6 saya diberitahu oleh ibu saat dia sedang berada dalam konflik suami istri. saya syok banget! dan rasanya sedih banget... Di sisi lain, saya kesal luar biasa kepada Tuhan dan orang tua asli saya, kenapa mereka begitu tega....anak anak sebayaku punya orang tua, tapi saya kehilangan identitas...hal yang menusuk banget... Tapi saya banyak belajar dari mami tiriku ini, dia pensiunan perawat. dulu dia perawat di rumah sakit persahabatan. Dan, tidak menyangka dari curhatnya ke saya, dia banyak menolong anak yang tidak bisa diterima oleh ibu mereka saat dilahirkan. kadang gak mampu bayar-anaknya di tinggal kabur, kadang married by accident, macem-macemlah...Saya tak pernah menghitung sudah berapa banyak bayi yang mami tolong. Dia tidak menjual bayi-bayi itu, tapi dia kasihan kepada para bayi yang ditelantarkan oleh orang tua asli mereka. Dia berhati mulia karena membantu anak-anak bayi yang terlantar itu untuk memiliki hak kehidupan mereka. Banyak juga sanak keluarga ku yang tidak punya anak meminta bantuan mamiku. Dari sinilah, aku benar-benar terharu, ternyata ada orang yang punya perhatian luar biasa. Sampai-sampai mamiku dirumah sakit dipanggil khusus dengan sebutan "BUNDA", karena orang-orang sekitarnya tahu bahwa mamiku ini seorang Kristiani yang punya hati seperti pribadi "Bunda Maria". Mami ceritakan itu pada ku. Aduuhhhh, cerita begini bikin bulu kuduk berdiri... Aku belajar banyak dari Ibu, aku mulai menghargai kehidupan dan mencoba terus menjalani kehidupan ini ke depan bersama keluarga. Lah, bagaimana dengan masa lalu? Let it Be, saya belajar memaafkan, saya tidak perlu mendendam dengan masalah jati diri di masa lalu saya. Saya sekarang adalah "SAAT INI" . tidak perlu banyak menengok ke belakang. Saya memaafkan kedua orang tua saya, karena saya sangat sangat yakin bahwa dengan memaafkan kedua orang tua asli saya, juga sesungguhnya telah memaafkan diri sendiri. menyembuhkan luka diri sendiri. I must proud. I believe God still love Me... Dengan belajar memaafkan itu, akhirnya saya membangun spiritualitas hidup saya sendiri. Belajar setiap saat menjadi pribadi yang memaafkan. its not easy loh...selain itu, saya juga belajar menjadi pribadi yang berbagi, karena saya pun sudah lahir ke dunia secara gratis, maka apa salahnya jika saya berbagi. Saya kini tak perlu lagi menyesali pengalaman masa kecil saya. Saatnya berangkat di titik ini. Thanks to my mom!

Post a Comment

0 Comments