Sebuah Pelajaran Kejujuran dan Integritas di Tengah Dinamika Bangsa
Kemarin nilai tukar dolar naik, IHSG sempat melemah, dan hari ini Indonesia kembali mencatat peristiwa penting. Tanggal 9 September menjadi momentum bersejarah ketika Sri Mulyani Indrawati berpamitan dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan. Bukan sekadar pergantian posisi, momen ini menghadirkan suasana haru yang menggugah banyak hati, termasuk saya yang selama ini mengagumi kiprahnya.
Dalam acara perpisahan yang disiarkan di berbagai media, terlihat Sri Mulyani menahan air mata saat menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pegawai dan kolega. Ia tak hanya berpamitan, tetapi juga menitipkan pesan moral: jangan pernah lelah mencintai Indonesia, teruslah menjaga integritas, dan hormati amanah publik dengan penuh tanggung jawab. Tongkat estafet kepemimpinan kini telah beralih kepada Purbaya Yudhi Sadewa, sementara Sri Mulyani menutup bab pengabdiannya dengan doa agar privasinya dapat dihormati.
Apa refleksi yang bisa kita ambil dari kepribadian sosok seperti Sri Mulyani? Menurut saya, kekuatan terbesarnya bukan hanya pada kepintaran mengelola fiskal negara, melainkan pada kejujuran, integritas, dan dedikasi yang konsisten. Ia menegaskan bahwa keberhasilan bukan sekadar menjadi yang “terhebat” atau “nomor satu”, melainkan menjadi pribadi terbaik yang melakukan yang terbaik untuk bangsanya.
Pesan ini begitu relevan di tengah tantangan bangsa hari ini. Kita belajar bahwa membangun Indonesia bukan hanya soal angka ekonomi, tetapi juga soal nilai moral: bekerja keras dengan transparansi, menjaga akuntabilitas, dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Kepergian Sri Mulyani dari kursi Kementerian Keuangan menandai akhir sebuah era, namun nilai yang ia wariskan tetap hidup: perjuangan tidak pernah sia-sia jika dilakukan dengan hati yang tulus.
Refleksi ini mengingatkan saya, dan mungkin juga kita semua, bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak sosok dengan karakter serupa: jujur, berintegritas, dan rela berkorban untuk kepentingan bersama. Karena pada akhirnya, bukan kejayaan pribadi yang akan dikenang, melainkan pengabdian dan ketulusan untuk Indonesia.
Terima kasih Ibu Sri Mulyani atas dedikasi untuk Indonesia.
“Kini dirimu yang selalu
Bertahta di benakku
Dan aku kan mengiringi
Bersama di setiap langkahmu
Percayalah
Hanya diriku yang paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih
Dan arti kata kecewamu
Kasih yakinlah
Hanya aku yang paling memahami
Besar arti kejujuran diri
Indah sanubarimu kasih
Percayalah”
Lagu: Bahasa Kalbu
Saat menulis ini, saya sedang ikut menangis karena terharu.
Salam Cinta Seluas Angkasa Untuk Indonesia.
0 Comments