BAB   II
  
TINJAUAN   PUSTAKA
Confidence   Benefit
Molina   et.al. (2009); Martin-Consuegra et al. (2006) menyatakan bahwa Confidence Benefit adalah manfaat bagi   pengalaman konsumen dapat yang mengurangi resiko keraguan dalam membuat   keputusan. Definisi Confidence adalah   pengurangan ketidakpastian dalam suatu transaksi dan peningkatan terhadap   ekspektasi nyata dari konsumen kepada penyedia jasa. 
Sandy   et al. (2011) menyatakan definisi   dari Confidence Benefit ialah manfaat   yang diperoleh konsumen untuk mengurangi kecemasan dan menciptakan timbulnya   rasa aman saat layanan diberikan. Dengan kata lain, Confidence Benefit berhubungan dengan   terciptanya faktor psikologikal yang terdiri dari perasaan adanya rasa aman bagi   para konsumen dan mengurangi membuat keputusan yang salah.   
Confidence   Benefit   merupakan salah satu jenis keuntungan dalam relational Benefits yang cukup kuat   dalam mempertahankan hubungan jangka panjang. Molina et al. (2009) menambahkan bahwa fungsi   Relationship Benefit tidak hanya   sekedar bahwa perusahaan menjual produk yang baik kepada konsumen, melainkan   memperoleh manfaat tambahan keyakinan dan kepercayaan konsumen sendiri saat   membeli produk barang maupun jasa. Peneliti Beatty et al. (Martin-Consuegra   et al., 2006) memasukkan jenis Confidence Benefit sebagai manfaat   fungsional (Functional Benefit) yang   diterima oleh konsumen.
Special   Treatment Benefit
Sandy   et.al (2011) mengungkapkan Special Treatment Benefits sebagai   keuntungan secara ekonomis yang diperoleh konsumen. Manfaat ini merupakan   gabungan antara manfaat ekonomis dan ketersediaan layanan jasa (Molina et.al., 2009). Konsumen mendapatkan   harga spesial dan penawaran khusus yang tidak diberikan kepada konsumen umum   lainnya. Dalam hal ini, konsumen berharap mereka mendapatkan keuntungan secara   finansial.  
Manfaat   ini dikonkretkan dalam bentuk pelayanan skala prioritas, pemberian diskon,   hadiah, poin promo (Martin-Consuegra   et al., 2006). Manfaat ini merupakan bagian dari Relationship Benefit untuk   mempertahankan hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan para   konsumennya. Pemberian manfaat ini merupakan langkah perusahaan untuk membuat   para konsumen tertarik untuk berbelanja kembali atau diprioritaskan terlebih   dahulu.
Social   Benefit
Definisi   Social adalah aspek emosi dari   hubungan dan pengenalan secarar pribadi antara karyawan kepada komsumennya yang   semakin lama mengarah kepada arah pertemanan yang saling mempercayai   (Martin-Consuegra   et al., 2006; Sandy, 2011). Dari keuntungan sosial ini, konsumen dibuat   merasa nyaman karena mereka mempunyai hubungan pertemanan ini. Keuntungan sosial   ini secara otomatis berdampak kepada loyalitas konsumen. Semakin dekat hubungan   konsumen dengan karyawan dari penyedia jasa, maka semakin loyal pula konsumen   terhadap penyedia jasa.
Sandy   et al. (2011) menegaskan bahwa Social Benefit ini sangat terkait dengan   relasi para konsumen yang akhirnya menjadi para konsumen tetap. Hubungan yang   biasa terjalin antara perusahaan dengan konsumen yang sudah menjadi konsumen   tetap akan membentuk relasi yang lebih baik lagi. Konsumen dapat memperoleh   keistimewaan dibandingkan para konsumen lainnya. Manfaat ini lebih bersifat   sosial terkait kenyamanan dan kehangatan yang diperoleh konsumen dari   perusahaan.  
Information   Benefit
Information   Benefit   adalah keuntungan yang diterima konsumen terkait segala informasi baru yang   memperkuat wawasan pengetahuan konsumen, khususnya   bagi   para konsumen   sebagai sumber referensi dan dalam mengambil sebuah keputusan   untuk membeli (Lung Yu et al., 2009).   Variabel Information Benefit ini   tergolong baru karena ditemukan dalam penelitian Lung Yu et al. (2009). Menurutnya tidak bisa   disamakan dengan jenis keuntungan yang lain. Information Benefit ingin   menjelaskan bahwa konsumen   mungkin   ingin   mencari informasi untuk membuktikan   bahwa pilihan mereka dari   produk   yang   benar.   Informasi yang mereka dapatkan   diharapkan    meyakinkan   keputusan mereka   untuk membeli.   Dengan demikian,   Information   Benefit   sangat berbeda dengan Social Benefit   karena Social   Benefit   didorong oleh perilaku interaktif sedangkan manfaat informasi didorong oleh hasil perilaku interaktif: informasi.
Sharing   Benefit
Sharing   Benefit   adalah   keuntungan yang diterima para konsumen sebagai sebuah kesempatan untuk tukar   pendapat, saling memberikan masukan, berbagi pengalaman dan berkomunikasi antar   para konsumen (Lung Yu et al., 2009).   Lung Yu menyebutkan bahwa Sharing   Benefit adalah faktor manfaat baru dalam Relationship Benefit. Faktor manfaat ini   muncul dapat disebabkan beberapa hal. Konsumen   mungkin ingin berbagi keraguan dalam pikiran mereka dan mencari umpan   balik positif untuk menyelesaikan masalah mereka. Juga, beberapa   dari mereka mungkin ingin   mendapatkan pujian dengan   berbagi pengalaman mereka menggunakan produk. Dengan demikian, manfaat berbagi mungkin memainkan peran penting untuk menciptakan   pembicaraan dari mulut ke mulut serta retensi konsumen   dan loyalitas.
Relationship   Quality
Relationship   Quality memiliki kesamaan istilah dengan Relational Quality (Sandy   et al., 2011). Relationship   Quality   adalah derajat kesesuaian dari suatu hubungan   relasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tergabung dalam hubungan relasi   tersebut. Relationship Quality dipersepsi berdasarkan kehangatan suatu hubungan,   kepuasan dan kepercayaan pada sales   person (Sandy et al., 2011).   
Relationship   Quality   merupakan bagian penting dalam Relationship marketing. Dalam Relationship marketing, Relationship Quality menunjukkan makna   kepercayaan (Trust), kepuasan (Satisfaction) dan komitmen konsumen   (Molina et al., 2009; Molina et al., 2007; Wei-Ming Ou et al.,2011; Yongtao et al., 2012).  Pertama, Kepercayaan didefinisikan sebagai sikap   atau harapan suatu pihak bahwa perilaku hubungan mitra dan hasilnya akan menjadi   bermanfaat bagi kepercayaan itu sendiri. Pada dasarnya kepercayaan timbul dari   suatu proses yang lama sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Kedua, kepuasan merupakan hal yang penting   dalam menentukan loyalitas konsumen. Tanpa kepuasan yang dirasakan konsumen,   perusahaan tidak dapat menilai kinerjanya. Ketiga, komitmen ialah bentuk kepercayaan   yang erat antara perusahaan dengan konsumennya. Konsumen yang loyal cenderung   akan berkomitmen untuk kembali lagi karena rasa nyaman yang dimiliki. Terkait   dengan hubungan jangka panjang, Relationship Quality menjadi ukuran   untuk menarik, memelihara dan meningkatkan hubungan dengan konsumen. Semakin   tinggi Relationship Quality, maka   akan berdampak pada pengurangan turnover konsumen ke pesaing. Singkat kata, Relationship Quality memiliki kaitan   dengan hubungan jangka panjang yang ditandai oleh kepercayaan, kepuasan dan   komitmen. 
Service   Quality: Functional Quality dan Technical Quality
Service   Quality   dapat diartikan sebagai hasil evaluasi menyeluruh konsumen terhadap perbedaan   antara harapan mereka dengan kinerja aktual dari pelayanan yang   diterimanya.   Kualitas   pelayanan   jasa   yang tinggi akan mencegah konsumen untuk beralih ke penyedia jasa lain.   Service   Quality   sendiri dibagi atas Functional dan Technical Quality. Menurut Sandy et al. (2011), kedua kualitas ini   merupakan dua dimensi yang terpisah yang diberikan kepada konsumennya.   
Functional   service   adalah segala sesuatu yang lebih banyak berhubungan dengan proses delivery atau bagaimana pelayanan   diberikan dengan sikap cepat tanggap untuk membantu konsumen. Konsep Functional memberikan penekanan kepada   interaksi penjual dengan konsumen. Menurut Eisingerich et al.(2008), Functional Quality sendiri merupakan   tingkat kualitas perilaku sales   person dalam menanamkan kepercayaan pada konsumen berupa bersikap ramah,   memberikan perhatian dan daya tarik serta menjadi penasehat bagi konsumen.   Dengan demikian, Functional Quality   membahas seberapa besar pandangan konsumen tentang sales person menyangkut: penyampaian   informasi yang jelas, perlakuan hubungan atau komunikasi yang baik, melayani   dengan cepat, serta kesediaan dalam menangani keluhan pengguna.   
Technical   Service   berhubungan dengan kinerja dan pelaksana serta penyedia layanan (Sandy et al., 2011). Technical Quality merupakan komponen   yang berkaitan dengan kualitas output (keluaran) jasa yang diterima konsumen.   Menurut Sandy et al. (2011), Technical ini sendiri dapat terbagi atas   3 komponen, yaitu: (1) Search   Quality, yaitu kualitas yang dapat di evaluasi konsumen sebelum membeli,   sebagai contoh harga. (2) Experience   Quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen setelah membeli   atau mengkonsumsi jasa. Contohnya ketepatan waktu, kecepatan pelayanan dan   kerapian hasil. (C) Credence Quality,   yaitu kualitas yang sukar dievaluasi konsumen meskipun telah mengkonsumsi suatu   jasa. Sebagai contoh operasi jantung. 
Dengan   demikian, Technical Quality membahas   seberapa besar pandangan konsumen tentang pelayanan sales person menyangkut: kemampuan   pengetahuan yang cukup, paham terhadap apa yang didiskusikan, dan pelaksanaan   tugas dengan cermat.
Word   Of Mouth
Word   of mouth (WOM) diartikan sebagai komunikasi internal yang terjadi secara   langsung diantara konsumen mengenai kepemilikan, manfaat dan karakteristik dari   produk jasa tertentu (Sandy et al.,   2011). WOM merupakan hal yang sangat penting dan merupakan sumber informasi yang   mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Dalam penelitian Sandy   et al. (2011) ditemukan bahwa word of mouth berpengaruh signifikan   terhadap terciptanya positive WOM. 
Cengiz   et al.(2012) menyebutkan beberapa   alasan mengapa WOM bisa menentukan masa depan merek suatu perusahaan. Pertama,   WOM lebih memperlihatkan kebenaran atas suatu pengalaman yang dirasakan konsumen   terhadap merek tertentu. Kedua, Konsumen lebih mudah mengingat rekomendasi dari   WOM dibandingkan menghafalkan begitu banyak iklan. Ketiga, WOM terjadi karena   ada unsur ketertarikan untuk membicarakan produk tertentu, sedangkan iklan   dibuat karena faktor produknya kurang dibicarakan sama sekali. Keempat, biaya   periklanan lebih mahal dibandingkan WOM. Kelima, kredibilitas informasi WOM dari   kontak peronal berdampak dua kali lipat daripada iklan. Keenam, WOM itu nyata   dibandingkan iklan yang bersifat rekayasa. Ketujuh, WOM menempatkan konsumen   sebagai subjek dan bagian dari kesuksesan perusahaan. Kedelapan, WOM menyebar   dengan mudah dan dengan kecepatan yang tinggi. Pada titik ini Cengiz et al. (2007) ingin mengatakan bahwa   pemasaran model periklanan mulai dikalahkan oleh model WOM yang lebih murah   dalam pengeluaran biaya dan mengandalkan para konsumennya.   
Kerangka   Konseptual
Pada   penelitian ini, variable yang terlibat adalah Confidence   Benefit, Special Treatment Benefit, Social Benefit, Information Benefit dan   Sharing Benefit sebagai   variabel independen, Functional   Quality, Technical Quality dan Relationship Quality   sebagai variabel perantara dan   Word   of Mouth   sebagai   variabel dependen.
Gambar   1
Kerangka   Konseptual
Perumusan   Hipotesis
Penelitian   mengacu pada peneliti terdahulu yang pernah dilakukan oleh Sandy et al. (2011) dan Lung Yu et al. (2009) bahwa terdapat hubungan   antara Relationship Benefits,   khususnya dampak kualitas Service   Quality dan Relationship Quality   terhadap terciptanya Word Of   Mouth.
Relationship   Benefits   dan Functional   Quality
Relationship   Benefits   telah dianggap sebagai variabel penting yang mempengaruhi bagaimana konsumen   memandang pelayanan dan interaksi yang terkait. Gwinner et al. (Cengiz et al., 2007; Sandy et al.,   2011) mengkategorikan Relationship   Benefits sebagai Confidence Benefit,   Special   Treatment dan Social Benefit. Dalam penelitian yang   lain oleh Lung Yu et al. (2009)   terdapat 2 manfaat baru yang sangat penting pula dalam suatu pemasaran jasa   yakni Information Benefit dan Sharing Benefit.   
Confidence   Benefit   dalam penelitian Gwinner et al.,   Martin-Consuegra   et al.,   dan Sandy et al. (2011) diakui   sebagai komponen paling berpengaruh untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen,   khususnya Positive Word of Mouth. Confidence Benefit ingin menciptakan   rasa aman, menambah kepercayaan diri dan mengurangi keputusan yang salah bagi   konsumen. Jika Confidence Benefit   memberikan nilai tambah dalam pengalaman pelayanan sales person, ada kemungkinan bahwa   manfaat kepercayaan diri yang diberikan kepada konsumen akan meningkatkan   tingkat persepsi mereka terhadap kualitas fungsional seorang sales person.   Berdasarkan   hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H1.   Terdapat  pengaruh positif Confidence   Benefit   terhadap Functional   Quality.
Special   Treatment Benefit   dalam penelitian Gwinner dan Beatty (Sandy et al., 2011);  Hui-Heng Chen et al. (2011); Lung Yu et al. (2009); Martin-Consuegra et al. (2006) berbicara tentang manfaat   moneter dan non-moneter yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan penyedia jasa.   Sebagai contoh : pemberian diskon, harga khusus, pelayanan cepat, maupun   pelayanan khusus (prioritas) yang ditawarkan. 
Menurut   hasil penelitian Sandy et al. (2011)   menyimpulkan bahwa Special Treatment   Benefit berorientasi fungsional namun berpengaruh negatif. Menurutnya,   pemberian Special Treatment Benefit   dalam perusahaan jasa justru melemahkan persepsi konsumen terhadap tingginya   kualitas fungsional yang harusnya diberikan. Pemberian Special Treatment Benefit memperlihatkan   kepedulian terhadap nilai kualitas masih rendah. Walaupun demikian, karena salah   satu kriteria Special Treatment   Benefit mencakup unsur fungsional seperti pemberian pelayanan yang khusus   dan cepat bagi pelanggan tertentu (Sandy et al.,2011), ada kemungkinan bahwa Functional Quality didorong oleh Special Treatment Benefit. Berdasarkan   hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H2.   Terdapat pengaruh positif   Special Treatment   Benefit   terhadap Functional   Quality.
Social   Benefit   berkaitan dengan hubungan antara konsumen dengan penyedia layanan dan memiliki   keterlibatan emosi. Menurut Sandy et   al. (2011), Social Benefit   berkorelasi positif terhadap Functional   Quality. Contohnya ialah pelayanan sales person yang mengembangkan   persahabatan, mengenali nama konsumen, dan mengingat preferensi konsumen   memudahkan seorang sales person menjadi cepat tanggap. Hal ini tentunya   mempengaruhi secara positif sudut pandang konsumen tentang kualitas yang   diberikan (Sandy et al.,2011). Oleh   karena itu, adalah logis bahwa Social   Benefit akan meningkatkan persepsi Functional Quality. Berdasarkan hal   tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H3.   Terdapat  pengaruh positif   Social   Benefit   terhadap Functional   Quality.
Information   Benefit   adalah keuntungan yang diterima konsumen terkait segala informasi baru yang   memperkuat wawasan pengetahuan konsumen, khususnya   bagi   para konsumen   sebagai sumber referensi dan dalam mengambil sebuah keputusan   untuk membeli (Lung Yu et al., 2009).   Information Benefit ingin menjelaskan   bahwa konsumen   mungkin   ingin   mencari informasi untuk membuktikan   bahwa pilihan mereka dari   produk   yang   benar.   Informasi yang mereka dapatkan   diharapkan   mampu meyakinkan   keputusan mereka   dengan cepat untuk membeli.   Aspek Functional Quality disini   terkait sikap karyawan yang cepat tanggap untuk membantu konsumen dalam hal   membagikan informasi terbaru kepada konsumen dengan baik. Semakin cepat konsumen   memperoleh informasi, semakin pula konsumen menjadi lebih percaya untuk membeli   produk barang atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, adalah logis bahwa Information Benefit akan meningkatkan   persepsi Functional Quality.   Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H4.   Terdapat  pengaruh positif   Information   Benefit   terhadap Functional   Quality.
Sharing   Benefit   adalah   keuntungan yang diterima para konsumen sebagai sebuah kesempatan bagi konsumen   untuk tukar pendapat, saling memberikan masukan, berbagi pengalaman dan   berkomunikasi dengan para konsumen (Lung Yu  et al., 2009). Peneliti Lung Yu et al. menyebutkan bahwa Sharing   Benefit   adalah faktor manfaat baru dalam Relationship Benefit. Faktor manfaat ini   muncul dapat disebabkan beberapa hal. Konsumen   mungkin ingin berbagi keraguan dalam pikiran mereka dan mencari umpan   balik positif untuk menyelesaikan masalah mereka. Juga, beberapa   dari mereka mungkin ingin   mendapatkan pujian dengan   berbagi pengalaman mereka menggunakan produk. Aspek Functional Quality disini meliputi sikap   karyawan yang memberikan waktu untuk mendengarkan konsumen. Oleh karena itu,   adalah logis bahwa Sharing Benefit   akan meningkatkan persepsi Functional   Quality.   Berdasarkan   hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H5.   Terdapat  pengaruh positif   Sharing   Benefit   terhadap Functional   Quality.
Relationship   Benefits   dan Technical   Quality
Technical   Quality   mengacu pada hasil aktual yang dihasilkan dari pertemuan konsumen dengan   penyedia jasa (Sandy et al., 2009).   Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Technical   Quality   dapat ditingkatkan dengan meningkatkan hubungan-upaya pemasaran dengan konsumen   (Eisingerich, 2008). Sejak Confidence   Benefit telah dikenal untuk meningkatkan hubungan dengan konsumen, ada   kemungkinan bahwa Confidence Benefit   akan berdampak persepsi konsumen tentang Technical   Quality.   Manfaat Confidence Benefit dalam   menciptakan rasa aman, menambah kepercayaan diri dan mengurangi keputusan   konsumen yang salah berdampak terhadap Technical Quality. Aspek Technical Quality disini terkait dengan   penilaian konsumen bahwa kualitas para sales person dalam membangun rasa aman   dan kepercayaan diri konsumen dicapai dengan pengetahuan intelektual yang cukup,   melakukan tugas dengan cermat, dan mampu memberi rekomendasi. Berdasarkan   hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H6.Terdapat  pengaruh positif  Confidence   Benefit   terhadap Technical   Quality.
Serupa   dengan Confidence Benefit, peneliti   juga menguji apakah Special Treatment   Benefit mampu meningkatkan persepsi Technical Quality. Karena Special Treatment Benefit yang paling   nyata bentuknya dalam sifat semua Relationship Benefits, ada kemungkinan   bahwa variabel ini akan meningkatkan persepsi tersebut.  Berdasarkan hal tersebut maka peneliti   mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H7.   Terdapat    pengaruh  positif  special   treatment   Benefit    terhadap   Technical   Quality.
Social   Benefit   mencerminkan hubungan interpersonal bahwa konsumen dekat dengan perusahaan jasa   dan karyawan. Karena interaksi sosial memainkan peran kunci dalam pengembangan   persepsi konsumen terhadap kualitas, ada kemungkinan bahwa Social Benefit akan meningkatkan   persepsi Technical Quality.   Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H8.Terdapat  pengaruh positif   Social   Benefit   terhadap Technical   Quality.
Information   Benefit   merupakan keuntungan yang diterima konsumen terkait segala informasi baru yang   memperkuat wawasan pengetahuan konsumen, khususnya   bagi   para konsumen   sebagai sumber referensi dan dalam mengambil sebuah keputusan   untuk membeli (Lung Yu et al.,   2009).   Aspek Technical Quality disini   meliputi sikap karyawan untuk memberikan bantuan dan rekomendasi produk yang   tepat kepada konsumen. Oleh karena itu, adalah logis bahwa Information Benefit akan meningkatkan   persepsi Technical  Quality. Berdasarkan hal tersebut   maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H9.Terdapat  pengaruh positif   Information   Benefit   terhadap Technical   Quality.
Sharing   Benefit   adalah   keuntungan yang diterima para konsumen sebagai sebuah kesempatan bagi konsumen   untuk tukar pendapat, saling memberikan masukan, berbagi pengalaman dan   berkomunikasi dengan para konsumen (Lung Yu  et al., 2009). Ketika konsumen sedang   mengalami keraguan, para karyawan mencoba untuk berdiskusi dengan konsumen agar   mendapatkan umpan balik yan positif dalam menyelesaikan masalah   mereka.   Aspek Technical Quality disini   meliputi sikap karyawan yang berusaha berdiskusi dan berbagi pengetahuan agar   konsumen merasakan mendapatkan pencerahan maupun umpan balik atas keraguan yang   dimiliki. Oleh karena itu, adalah logis bahwa Sharing Benefit akan meningkatkan   persepsi Technical Quality.   Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H10.Terdapat  pengaruh positif   Sharing   Benefit   terhadap Technical   Quality.
Relationship   Benefits dan Relationship Quality 
Relationship   Benefits   meningkatkan Relationship Quality   (Kim et al., 2006). Oleh karena itu   peneliti mengusulkan bahwa Relationship   Benefits berfungsi untuk meningkatkan persepsi Relationship Quality. Demikian pula, Confidence Benefit telah dianggap paling   penting dari hubungan semua manfaat karena mereka meningkatkan kepercayaan,   mengurangi kecemasan, dan mengurangi persepsi risiko (Sandy et al., 2011). Peneliti mengimplikasikan   bahwa Confidence Benefit diri lebih   menyelaraskan harapan konsumen dengan pengalaman layanan, sehingga mampu   menunjukkan kemampuan mereka untuk meningkatkan Relationship Quality. Oleh   karena itu   berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H11.Terdapat  pengaruh positif Confidence   Benefit   terhadap Relationship   Quality.
Karena   special treatment Benefit seringkali   mengacu pada manfaat seperti potongan harga dan layanan lebih cepat dari yang   diharapkan, hal ini kemungkinan mampu menghasilkan persepsi Relationship Quality   (Molina   et al., 2009; Molina et al., 2007; Wei-Ming Ou et al.,2011; Yongtao et al., 2012).   Secara khusus, penelitian menunjukkan bahwa special treatment Benefit   meningkatkan Relationship Benefits variabel seperti kepuasan. Selain itu,   penelitian terbaru menunjukkan bahwa aspek-aspek nyata dari menawarkan layanan   seperti harga khusus atau jasa yang berhubungan positif dengan Relationship Quality. Oleh   karena itu   berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H12.   Terdapat   pengaruh positif   special treatment   Benefit   terhadap Relationship   Quality.
Interaksi   pribadi dan persahabatan antara konsumen dan karyawan telah ditunjukkan untuk   meningkatkan tingkat kepuasan. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa Social   Benefit secara langsung meningkatkan Quality. Penelitian sebelumnya menunjukkan   bahwa dalam upaya untuk meningkatkan hubungan dengan konsumen perusahaan   memiliki, perusahaan harus melatih karyawan tentang bagaimana mengembangkan   ikatan interpersonal dengan konsumen (Martin-Consuegra   et al.,   2006; Sandy et al.,   2011). Selain itu, karena tatap muka komunikasi sering melekat dalam pertemuan   layanan, interaksi sosial menjadi sangat penting. Oleh   karena itu   berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H13.Terdapat  pengaruh positif   Social   Benefit   terhadap Relationship   Quality.
Information   Benefit   mampu memperkuat relasi antar konsumen dan perusahaan karena konsumen pada   akhirnya mengandalkan para karyawan atas segara yang dia butuhkan.   Aspek Relationship Quality disini   meliputi kemampuan karyawan untuk menaikkan kualitas dalam membina secara hangat   dengan para konsumen untuk saling belajar. Hal ini membuat konsumen merasa   nyaman. Oleh karena itu, adalah logis bahwa Information Benefit akan meningkatkan   persepsi Relationship Quality.   Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H14.Terdapat   pengaruh positif   Information   Benefit   terhadap Relationship   Quality.
Sharing   Benefit   adalah   keuntungan yang diterima para konsumen sebagai sebuah kesempatan bagi konsumen   untuk tukar pendapat, saling memberikan masukan, berbagi pengalaman dan   berkomunikasi dengan para konsumen (Lung Yu  et al., 2009). Aspek   Relationship Quality disini meliputi   sikap kerendahan hati untuk mencari solusi bersama yang dihadapi oleh konsumen.   Oleh karena itu, adalah logis bahwa Sharing Benefit akan meningkatkan   persepsi Relationship Quality.   berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H15.Terdapat  pengaruh positif   Sharing   Benefit   terhadap Relationship   Quality.
Technical,   Functional, Relationship Quality dan Word of Mouth
Berbagai   jenis kualitas yang berhubungan dengan pengalaman konsumen dengan layanan   penyedia dapat memiliki yang berbeda, namun berpengaruh, dampak terhadap sikap   konsumen dan perilaku. Sebagai contoh, kualitas layanan teknis (Technical Quality) memiliki dampak yang   lebih besar pada loyalitas daripada Functional Quality. Literatur sebelumnya   melaporkan dampak positif Technical, Functional Quality, dan hubungan terhadap   hasil perilaku, namun riset mutakhir telah meneliti efek dari jenis kualitas   pada perilaku WOM. Karena itu kita memeriksa link langsung bahwa Functional   Quality, Technical Quality, dan Relationship Benefit terhadap   kemungkinan konsumen terlibat dalam WOM positif (Sandy et al., 2011).
Karena   Functional Quality yang berkaitan   dengan proses yang terjadi di seluruh layanan, ada kemungkinan bahwa Functional Quality yang tinggi dapat   mendorong konsumen untuk terlibat dalam perilaku WOM positif. Konsumen cenderung   berbicara tentang pengalaman mereka dan proses yang terjadi di samping   menawarkan layanan.  Selain itu,   penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Functional Quality meningkatkan   efektivitas layanan manajemen, yang dapat dinilai melalui WOM konsumen   meningkat. Berdasarkan   hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H16.   Terdapat  pengaruh positif   Functional   Quality   terhadap positive   word of mouth.
Terkait   dengan hasil yang diterima konsumen, Technical Quality menciptakan kesan   konsumen sehingga mengakibatkan konsumen mengatakan kepada orang lain tentang   pengalaman yang berkualitas tinggi.   Persepsi konsumen dari kinerja tinggi secara positif berhubungan dengan niat   WOM. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai   berikut:
H17.   Terdapat  pengaruh   positif   Technical Quality   terhadap   positive   word of mouth.
Banyak   perusahaan berfokus pada membangun hubungan dengan konsumen untuk meningkatkan   WOM positif. Penelitian menunjukkan bahwa konsumen-karyawan WOM meningkatkan   hubungan positif antara konsumen (Gehrels, 2006). Selain itu, konsumen yang   merasa kualitas hubungan dengan penyedia layanan lebih mungkin menjadi pendukung   perusahaan, yang sering ditampilkan melalui WOM positif. Oleh karena itu,   penting untuk menyelidiki bagaimana Relationship Quality mempengaruhi   komunikasi WOM. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa aspek Relationship Quality, yaitu, kepuasan,   komitmen dan kepercayaan berpengaruh pada WOM. Karena Relationship Benefits   adalah kombinasi kepuasan, kepercayaan, dan komitmen, kami menyarankan bahwa Relationship Benefits meningkatkan   kemungkinan konsumen terlibat dalam komunikasi WOM. Berdasarkan hal tersebut   maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H18.   Terdapat  pengaruh   positif   Relationship   Quality   terhadap   positive   word of mouth.
@Copyright 2013,   Grogol
*Jika anda tertarik untuk mempelajari   model tesis berbahasa Indonesia lainnya, anda dapat kirimkan email ke saya di   smilesad2003@gmail.com.   Kiriman anda akan kami balas. Terima kasih.
HASIL PENELITIAN SUDAH TERBIT DALAM JURNAL: Faktor Relationship Benefits yang Meningkatkan Positive Word of Mouth di Toko Buku Impor Periplus [PDF]




      





















0 Comments