Komunikasinya menampilkan Karakternya (Tema 11)

Komunikasinya menampilkan Karakternya (Tema 11)

1. Komunikasi Asertif

Berkomunikasi adalah hal penting yang harus kita lakukan kapan dan dimana

saja. Banyak cara berkomunikasi yang dipilih untuk dilakukan masing-masing

orang. Salah satunya adalah berkomunikasi dengan cara asertif.

Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang

diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap

menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap

asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam

mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa

ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan atau pun merugikan pihak

lainnya.

 

Komunikasi Asertif adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri

dan orang lain. Komunikasi assertive tidak menaruh perhatian hanya pada hasil

akhir tapi juga hubungan perasaan antar manusia.

Tujuan cara berkomunikasi asertif adalah membina hubungan tanpa

melakukan penolakan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, asertifitas

bukan strategi untuk semata-mata kepentingan diri sendiri, namun strategi ini

memungkinkan anda menyadari bahwa andalah penentu perilaku anda sendiri dan

anda dapat memutuskan apa yang anda lakukan atau tidak. Kita juga menyadari

kondisi yang sama yang dihadapi orang lain dan tidak berusaha mengendalikan

mereka.

 

Bila kita asertif, maka kita bisa mengungkapkan preferences kita mengenai

perilaku pihak lain. Kita dapat meminta pihak lain untuk melakukan sesuatu bagi

kita atau melakukan suatu pekerjaan namun kita juga sadar apakah mereka akan

lakukan atau tidak terserah mereka. Skil asertif ini sulit dipelajari karena banyak

dari kita tumbuh tanpa menggunakannya dan seringkali tidak sesuai dengan

keinginan kita, karena terkadang kita mendorong orang lain untuk melakukan apa

yang ingin kita lakukan dan karena terkadang kita takut akan konflik.

 

Ciri-ciri Komunikasi Asertif adalah:

a. Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain

b. Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami

c. Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan

orang lain

d. Mencari solusi bersama dan keputusan

e. Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik

f. Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati

g. Mempertahankan hak diri

 

Keuntungan dengan berkomunikasi asertif:

a. Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan

diri sendiri

b. Dapat berhubungan dengan orang lain dengan konflik,

kekhawatiran dan penolakan yang lebih sedikit

c. Dapat bernegosiasi lebih produktif dengan orang lain

d. Membuat kita lebih relax, karena kita tahu bahwa kita hampir bisa

mengatasi semua situasi dengan baik

e. Membantu kita fokus pada kondisi saat ini,daripada terlalu

memperhatikan hal yang terjadi di masa lampau atau masa depan

f. Kita dapat mempertahankan "penghargaan terhadap diri sendiri"

tanpa mengacuhkan pihak lain dan ini dapat membangun

penghargaan terhadap diri kita dari pihak lain

g. Meningkatkan hubungan antar manusia pada pekerjaan dan

mengurangi kesalahpahaman

h. Meningkatkan keyakinan diri dengan mengurangi godaan untuk

menyesuaikan diri dengan standar orang lain dan keinginan

mendapat persetujuan mereka

i. Membiarkan orang lain menjalankan hidupnya dengan hasil yang

mereka pilih, tanpa kita berusaha mengontrol mereka sehingga

mengurangi ketegangan yang mungkin timbul

j. Merupakan satu-satunya strategi yang memperkaya hubungan kita

dengan orang lain

 

Hambatan yang didapat saat mencoba untuk assertive:

a. Tindakan dan cara berpikir negatif yg membatasi peluang anda

b. Conflict - Takut menghadapi konflik sehingga menghindari

tanggapan assertif dalam situasi yang menentukan

c. Keterampilan komunikasi - Ketidakmampuan menanggapi berbagai

situasi mengakibatkan emosi, pikirkan dan kecemasan yang negatif

d. Tradition, education sewaktu kita masih anak-anak

Unsur-unsur dalam komunikasi assertive:

1. Terbuka dan jelas - upayakan kamu mengkomunikasikan secara

jelas dan spesifik. Misalnya: "saya kurang suka ini" , "Hm….saya

menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada beberapa bagian

yang bisa ditingkatkan (bahasa halus dari diperbaiki)", "saya punya

pendapat yang berbeda yaitu…."

2. Langsung – Berbicara langsung dengan orangnya, jangan

membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.

3. Jujur – agar orang percaya kepada kamu

4. Tepat dalam bersikap, pastikan memperhitungkan nilai social

dalam berbicara. Terang-terangan mengajak kencan seorang wanita

pada saat dia sedang di pesta pernikahannya tentu saja akan

membawamu dalam masalah.

5. Tanyakan umpan balik. "Apakah sudah jelas? Atau ada

pertanyaan?". Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa

kamu lebih mengutarakan pendapat daripada perintah.

 

Ada 3 langkah untuk menjadi Assertive

1. Jadilah pendengar aktif, dan pastikan kamu menunjukan kepada

mereka kalau kamu mendengarkan dan paham (misalnya dengan

membuat kontak mata). Jangan memanfaatkan waktu mendengar

untuk mempersiapkan serangan balik.

2. Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan. Jangan

terlalu memaksa ataupun terlalu meminta maaf. Pada saat berbicara

perhatikan body language kamu, pastikan postur tubuhsesuai

(seperti berdiri tegak) membuat kontak mata, ekspresi wajah yang

sesuai, dan berbicara cukup keras untuk didengar. Nada suara

jangan monoton agar orang lain mudah mengikuti-mu dan tidak

merasa terganggu atau bosan.

3. Katakanlah apa yang kamu harapkan. Upayakan untuk berani

mengatakan ya dan tidak saat kita inginkan, berani membuat sebuah

permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita dengan cara terbuka

dan langsung. Kita harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita

pada beragam situasi kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan

membangun hubungan yang dekat.

Saat membuat pernyataan (langkah 2 dan langkah 3), pastikan:

1. Menggunakan pernyataan saya (statement) dan bukan Anda

Atau orang Lain

2. Spesifik dan jangan umum

3. Mengekspresikan perasaan dan opini Anda (bertanggung

jawab)

4. Tidak menilai orang lain saat tidak diperlukan (menilai

bukan untuk tujuan konstruktif)

5. Tidak memperluas / membesar-besarkan masalah

 

 

2. Komunikasi Agresif

Komunikasi ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk

merendahkan /mengendalikan/menghukum orang lain. Komunikasi ini

menenggelamkan hak orang lain. Contoh komunikasi agresif : "Lakukan saja!".

 

Ciri-cirinya komunikasi agresif adalah :

a. Ingin kemauan dan pendapatnya diikuti

b. Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin

dilakukan

c. Keras dan bermusuhan

d. Menyerang secara fisik atau verbal

e. Interupsi

f. Intimidasi

g. Ingin menang dengan segala cara

h. Suka memakai kambing hitam

i. Suka memakai figur "Big Boss"

 

Komunikasi agresif memiliki satu buah sub yaitu Komunikasi Agresif

tidak Langsung yang berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal yang

kita kehendaki tetapi mereka tidak menghendakinya. Istilah "pisau dibalik topeng

senyuman" mungkin cocok dengan komunikasi agresif tidak langsung karena

cara-cara mereka umumnya sopan, tenang, manipulative/menjebak, merendahkan

orang lain, dan sabotase.

Orang yang melakukan aggressive communication mungkin pada awalnya

merasa puas, menang/superior dan cenderung untuk mengulangi tindakannya.

Tetapi untuk jangka panjangnya mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan

tindakannya), malu, dan ditinggalkan teman. Pada akhirnya akan terus

menyalahkan orang lain atau system. Balas dendam mungkin dapat dilakukan

oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.

 

Gaya Komunikasi dengan Orang Agresif

Orang dengan tipe agresif ternyata merupakan orang yang sangat

menekan dan merupakan pendengar yang buruk. Mereka selain bukan

seorang penyabar melainkan pemarah dan penguasa atas orang lain,

mereka juga merupakan orang yang sangat buruk ketika berkomunikasi

dengan pihak lain karena kata-kata atau kalimat yang mereka gunakan.

Pernyataan mereka kerap membuat kuping orang lain merah dan

dalam jangka panjang dapat menghilangkan kesabaran dan toleransi orang

lain. Untuk itu, guna menghadapi orang yang demikian, hal-hal berikut

dapat dijadikan pedoman agar komunikasi yang dilakukan dapat memetik

hasil yang lebih baik:

1. Biarkan mereka bicara sepuasnya. Waktu harus disediakan lebih

banyak jika menghadapi orang seperti ini karena tidak mudah untuk

menyampaikan pesan kepada mereka yang merasa lebih tahu daripada

kita.

2. Tanggapi apa yang mereka sampaikan seperlunya. Jangan berlebihan

karena hal ini akan membuat mereka semakin bersemangat berbicara

karena merasa mendapat dukungan dan feedback positif.

3. Jangan serang pandangan mereka. Yang bisa dilakukan adalah kita

tidak melakukan persetujuan terhadap sesuatu yang tidak benar.

4. Di antara celah-celah pembicaraan orang tersebut, pujilah apa yang

tengah disampaikan dan selipkanlah pesan Anda secara halus,

misalnya, "Pandangan dan wawasan yang begitu luar biasa yang

pernah saya dengar. Hal ini sesuai dengan apa yang ingin saya

sampaikan kepada Anda, yaitu: ........................"

5. Sampaikanlah dengan relatif lebih cepat agar tidak dipotong oleh orang

tersebut. Melalui pujian di awal, biasanya orang akan tersanjung dan

'melayang' sesaat. Dan pada saat itulah, waktu yang sangat tepat untuk

menyelipkan pesan / urusan kita kepada mereka.

6. Jangan berbicara terlalu pelan dan lamban dalam merangkai kata-kata

karena mereka tidak akan sabar mendengarkan 'wejangan' kita yang

dianggap sesuatu yang tidak sopan buat mereka. Kecepatan berbicara

harus ditingkatkan.

7. Tataplah mereka dengan serius ketika mereka menggerak-gerakkan

tubuh mereka yang terkadang berlebihan saat berbicara.

8. Jangan pernah tersinggung dengan tindakan orang tipe ini karena

memang demikian adanya mereka. So, pahami sebelum berkomunikasi

dengan mereka.

9. Memang tidak mudah berkomunikasi dengan orang Agresif. Salahsalah,

jika tidak sabar, dapat menimbulkan huru-hara baru. Jika telah

diketahui karakter orang agresif berdasarkan daftar kebiasaan mereka

di atas, persiapkan diri lebih baik dengan cara mencoba memahami

kekurangan dan kelebihan dari orang tipe ini.

10. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang cukup, orang seperti ini

pasti akan dapat 'ditaklukkan' tanpa perlu harus berdebat atau

berperang terlebih dahulu dengan mereka.

 

3. Komunikasi Pasif

Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi agressive dimana orang

tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan

kepentingannya sendiri. Bahkan hak mereka cenderung dilanggar namum

dibiarkan. Mereka cenderung untuk menolak secara pasif (dengan ngomel

dibelakang).

 

Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:

1. Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau

perasaan

2. Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik

3. Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya

4. Selalu mengedepankan orang lain

5. Minta maaf berlebihan

6. Marah kecewa, frustasi dipendam

7. Tidak tahu apa yang diinginkan

8. Tidak bisa ambil keputusan

9. Selalu mencari-cari alasan atas tindakan Untuk jangka pendek,

komunikasi ini bisa mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah,

bangga, dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang

dapat kehilangan percaya diri dan hormat pada diri sendiri.

Gaya Komunikasi dengan Orang Pasif

Orang dengan tipe pasif ternyata merupakan orang yang sangat tidak

aktif dan terkesan sangat sungkan. Mereka tidak suka peperangan dan selalu

mencari jalan damai agar riak pertempuran tidak menimbulkan pertikaian

yang tidak berkesudahan. Mereka juga kurang berani menyatakan apa yang

mereka inginkan secara terbuka. Sering pula memohon maaf untuk sesuatu

yang belum tentu mereka lakukan secara keliru. Tidak memiliki ketegasan

dan keberanian menatap lawan bicara. Sering membosankan lawan bicara

karena tidak menerapkan variasi suara untuk memperindah ujaran.

Dengan karakter orang pasif yang demikian, hal-hal berikut dapat dijadikan

pedoman agar komunikasi yang dilakukan dapat memetik hasil yang lebih baik:

1. Bicaralah seperlunya dan mengena langsung ke sasaran karena mereka

tidak dapat menerima terlalu banyak hal dalam satu kesempatan.

2. Tanyakan pandangan mereka, jika tidak, mereka akan memilih diam

dan setuju dengan apa yang tengah kita sampaikan.

3. Sampaikan kepada mereka bahwa pandangan mereka sangat berharga.

4. Dorong mereka untuk berbicara lebih banyak dengan menggunakan

pertanyaan terbuka, seperti: bagaimana dan mengapa.

5. Jangan berbicara terlalu cepat dan keras karena mereka mungkin akan

kaget dan makin ciut untuk berbicara lebih banyak.

6. Mintalah mereka menatap kita pada saat berkomunikasi untuk

mendapatkan hasil lebih baik.

Memang tidak mudah berkomunikasi dengan orang pasif. Dengan segala

tindakan mereka yang cenderung menunjukkan ketidakpedulian dan

ketidakceriaan terkadang dapat mengundang kebosanan dan kejenuhan orang

yang berbicara dengan mereka. Hal terbaik yang perlu diingat adalah bahwa,

dorong dan motivasilah mereka untuk berbicara lebih banyak dan lebih variatif

lagi dengan memberikan pujian bahwa mereka sanggup melakukannya. Dengan

penghargaan diri yang semakin meningkat ditujukan kepada orang-orang pasif ini,

niscaya kebiasaan bicara yang kurang mengesankan tadi akan dapat meningkat

setahap demi setahap.

 

edarkan untuk rekan yang lain (boleh di share)

Diskusi Bersambung di Forum...

 

Terima kasih,
Salam Hangat.
Hepi@periplus.co.id
My blog : www.lembutambun.blogspot.com
 

Post a Comment

0 Comments