Tugas_02PAW

Tugas_02PAW

Nama: Alvin Limbart, Erwin, Toni

Kelas: 02PAW

 

 

1.      Sebutkan langkah konkret dalam kerjasama antar umat beragama

-          Perbaikan moral:

Tugas utama sebuah agama adalah bagaimana agar agama dengan berbagai pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya bisa menjadi sumber semangat dan moralitas bagi umatnya. Untuk itu, sebagai sebuah tokoh agama, mereka harus bercermin kepada tindakan yang mereka lakukan apakah sesuai dengan pesan moral yang sudah terkandung dalam masing" agama. Selain itu apakah mereka juga sudah menjadikan lingkungan mereka menjadi tempat yang kondusif untuk kebebasan beragama adalah hal penting yang harus diperhatikan para tokoh agama.

-          Penegakan keadilan:

Banyaknya bentuk deskriminasi pada jaman sekarang menunjukan tidak adanya rasa keadilan yang tumbuh pada masyarakat. Sebagai sebuah umat beragama, seharusnya mereka bekerja sama, bukan malah saling mendeskriminasikan/menjelekkan agama lain. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penegakan keadilan agama adalah hal untuk kebebasan beragama.

-          Perbaikan taraf hidup

Kebutuhan ekonomi seseorang pasti berpengaruh terhadap kehidupan agamanya. Misalnya saja, seorang muslim pastilah memerlukan alat sholat, mengeluarkan zakat maupun untuk pergi haji. Hal ini pasti berlaku juga untuk agama lain yang memperlukan kemampuan finansial untuk beragama. Untuk itu, perbaikan taraf hidup dalam bentuk kerjasama antar umat beragama sangatlah diperlukan, misalnya saja : jika kita melihat seorang muslim yang membutuhkan alat untuk sholat tetapi mereka kurang dalam hal ekonomi, seharusnya kita yang mempunyai sedikit kelebihan dalam hal ekonomi dapat membantu mereka dengan cara menyumbangkan alat sholat nya.

 

2.    Jelaskan nilai2 yang perlu dijunjung tinggi dalam bekerja?

Nilai-nilai yang perlu dijunjung tinggi dalam pelaksanaan kerja sangat tergantung oleh 2 faktor yaitu :

- Faktor sistem nilai

   Dalam bekerja orang cenderung bertindak berdasarkan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap      benar (sesuai aturan), hal ini terkait dengan perilaku seseorang.

   Menurut Kelman (Brigham, 1994) perubahan sikap ke dalam perilaku terdiri dari tiga tingkatan yaitu :

  * Disiplin dalam pelaksanaan kerja karena kepatuhan (ketakutan)

Kepatuhan aturan kerja yang didasarkan atas dasar perasaan takut biasanya dilakukan untuk mendapatkan reaksi positif dari atasan yang memiliki wewenang. Dengan kata lain karyawan hanya berpura-pura dan ia kurang sadar dalam bekerja sehingga inisiatif, visi dan kreatifitas sulit didapatkan dari karyawan seperti ini.
Contoh : Seorang karyawan sedang tidak diawasi maka pekerjaan yang dikerjakannya tidak akan maksimal seperti pada saat diawasi.

  * Disiplin dalam pekaksanaan kerja karena identifikasi

Kepatuhan aturan kerja yang didasarkan atas dasar indentifikasi biasanya ada pada karyawan yang memiliki perasaan akan kekaguman dan penghargaan pada pimpinan. Karyawan yang seperti ini biasanya memiliki kualitas profesional yang tinggi dan akan merasa tidak enak dan segan jika tidak menaati peraturan.
 Contoh : Seorang karyawan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan karena sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan akan tetap setia pada aturan.

* Disiplin dalam pelaksanaan kerja karena internalisasi

Disiplin kerja dalam tahap internalisasi biasanya terjadi karena karyawan mempunyai sistem nilai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan kerja. Karyawan seperti ini dikategorikan sebagai karyawan yang mempunyai disiplin diri.

Contoh : Seorang karyawan walaupun ia tidak diawasi tapi ia tetap melakukan pekerjaannya dengan maksimal.

 

Setiap karyawan sebaiknya bisa menghayati kerja sampai nilai internalisasi ini karena dengan memiliki nilai internalisasi ini, maka karyawan dapat memaknai kerja secara spiritual dan akan menghasilkan kompetensi kerja yang ideal.

 

-Faktor Lingkungan

Suatu disiplin kerja yang tinggi memerlukan proses belajar yang terus-menerus. Agar proses pembelajaran efektif maka diperlukan pemimpin yang memperhatikan prinsip-prinsip konsistensi, adil, bersikap positif, dan terbuka.

* Pemimpin yang konsisten adalah pemimpin yang menaati aturan dan melaksanakannya sesuai tata tertib dan tidak melanggarnya.

* Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang memperlakukan semua karyawannya secara adil tanpa membeda-bedakan.

* Pemimpin yang bersikap positif adalah pemimpin yang selalu tenang, sadar, dan tidak emosional dalam mengambil sebuah tindakan.

* Pemimpin yang bersikap terbuka adalah pemimpin yang menanamkan nilai-nilai disiplin, dengan kata lain transparansi akan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

 

Dalam pelaksanaan kerja, karyawan dan manajer harus menjunjung tinggi faktor sistem nilai dan faktor lingkungan serta nilai-nilai dispilin agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

 

3.    Sebutkan maksud otonomi dalam bekerja

Maksud dari otonomi dalam bekerja adalah agar kita dapat mengatur dirimenjadi lebih memahami ruang lingkup kerja, percaya diri serta mengembangkan ketereampilan kerja kita. Kita perlu memahami ruang lingkup kerja dari berbagai segi:

-          Dari segi manajemen SDM yang memiliki 8 ruang lingkup kerja.

-          Perencaan tenaga kerja yang disusun untuk menjamin kebutuhan tenaga perusahaan tetap terpenuhi.

-          Rekrutmen yang dapat dilakukan apabila perusahaan membutuhkan tenaga kerja tambahan.

-          Seleksi dan penempatan tenaga kerja.

-          Mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk memperbaiki da mengembangkan skill para karyawan.

-          Penilaian prestasi kerja yang dilaksanakan untuk menilai seorang karyawan.

-          Konpensasi secara langsung atau tidak langsung

-          Pemeliharaan

-          Pemutusan hubungan kerja(PHK)


Dari segi psikologis juga kita perlu mengembangkan kepercayaan diri kita, karena percaya diri merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Kepercayaan diri sangat berpengaruh pada kebebasan dan otonomi kerja. Orang kepercayaan dirinya kurang akan menjadi penyebab suatu sistem perusahaan rusak.

 

 

1.   4.   The Wahid institute bilang makin banyak kekerasan antar agama. Kenapa sih kasus konflik antar beragama makin banyak?

Kurangnya kepedulian antar sesama, juga semakin terkikisnya moral dalam menghargai agama lain dan tidak menghargai hak orang lain untuk bebas beragama. Misalnya mereka berpikir bahwa agama yang mereka anut sudah yang paling benar sehingga mereka saat terjadi konflik mereka membela mati – matian agama mereka tanpa mempertimbangkan sudut pandang dari agama lain. Hal itu juga yang menjadi penyebab agamamereka dipandang negatif. Sehingga konflik terus berlanjut karena antar satu agama dan yang lain sudah saling menilai negatif tanpa adanya suatu kemauan untuk mendamaikan konflik.

Post a Comment

0 Comments