7 Tips Memasarkan Buku Self Publishing

7 Tips Memasarkan Buku Self Publishing

Berbisnis online, sama halnya dengan berwirausaha pada umumnya. Hanya bedanya, bisnis online ini mengandalkan tekhnologi internet. Dalam berwirausaha, haruslah mempunyai strategi-strategi pemasaran yang pas agar bisnis yang Anda jalani dikenal banyak orang dan secara otomatis akan mendatangkan rejeki yang banyak bagi Anda.

Meskipun begitu, produk yang berbentuk jika dipasarkan secara online, tetap memerlukan model distribusi konvensional untuk sampai ketangan pembeli. Tidak terkecuali buku yang diproduksi secara online. Kemewahan mengunggah naskah, print on demand, promosi dan transaksi berbasis online, sebagaimana ditawarkan oleh situs nulisbuku.com (dan lulu.com ditingkat global), cenderung lebih banyak dinikmati pihak produsen (penulis).

Tagline 'publish your'e dream' dari nulisbuku.com semakin menegaskan hal itu, bukan ? Adanya kesenjangan antara waktu transaksi dengan saat buku tiba ditangan pembeli malah menghilangkan kemewahan pembeli untuk menerima buku real time, sebagaimana yang diperolehnya saat membeli di toko buku tradisional.

Pada umumnya, masalah-masalah yang sering dihadapi saat berbisnis online adalah, adanya ketidakmengertian masyarakat awam tentang keadaannya saat ini, kemudian Faktor psikologis berupa ketidaksabaran, waktu dan biaya ekstra ongkos kirim.

Bagi penulis yang hanya sekedar ingin "menerbitkan mimpinya", laku atau tidaknya buku adalah nomor 2. Meskipun begitu, sebaiknya buku-buku tersebut disediakan yansekiranya mampu menjangkau pembaca, ataupun pembelilebi dari yang kita bayangkan.

Saya pernah mewawancarai 2 penulis yang menerbitkan bukunya di jalur self publishing. Yang pertama Vira Cla, penulis buku antologi cerpen ' Lajang Jalang'. Penulis ini memakai model self publishing Print on Demand (PoD) berbasis online di situs nulisbuku.com.

Penulis kedua adalah Dee Dee Sabrina, menerbitkan buku antologi fiksi ' ISI' memakai jalur self publishing model konvensional. Dari wawancara mereka berdua, saya menarik kesimpulan bahwa, self publishing model offline & online tidak punya perbedaan mendasar, jika sudah sampai pada tahap pemasaran (promosi & distribusi).

Melihat percakapan antara dua penulis pada tempat berbeda, maka dengan begini saya mencoba untuk menggabungkan beberapa tips pemasaran buku yang mereka tempuh. Semoga tips 7 Tips Memasarkan Buku Self Publishing ini bisa membantu Anda:

1. Hindari bertumpu pada promosi online
Tidak salah memang jika memasarkan sesuatu dengan menggunakan tekhnologi internet. Namun sebaiknya tidak terlalu bertumpu pada hal itu.

Anda bisa memasarkannya melalui social media, seperti facebook dan twitter.

Penulis indie cenderung menaruh harapan sepenuhnya pada promosi online (gratis). Anda bisa melihat status facebook dan timeline twitter dibanjiri oleh promosi buku. Buku anda berada diantara kerumunan pasar. Anda tidak punya 'sesuatu' yang bisa membuatnya 'menonjol'. Sebagai salah satu cara, bolehlah. Tetapi sebagai satu-satunya cara, jangan !

2. Manfaatkan komunitas yang spesifik
Blog memanglah menjadi media satu-satunya untuk memulai hobinya menulis. Semua berawal dari blog. Nah, pastinya dalam blog Anda akan terdapat pembaca-pembaca yang memberikan komentar-komentar pada blog Anda. untuk melihatnya, Coba buka dashboard —> Comment. Lihat, dibawah nama pemberi komentar ada tersisip alamat email-nya. Inventaris semua. Lalu, buatlah satu file attachments berisi foto sampul buku, sinopsis buku & testimoni pembaca yang mirip sales letter. Kirim sekaligus ke daftar email tersebut. Mereka suka blog anda, mereka akan suka buku anda.

Ada baiknya, berikan sentuhan pribadi pada hasil karya tulisan Anda. karena sentuhan ini bisa menjadi suatu kenangan yang bahkan memudahkan untuk penjualan buku kedua Anda kelak. Sentuhan itu berupa tandatangan dan seuntai kata-kata terimah kasih dan penulis Dee Dee Sabrina.

3. Testimoni tokoh
Testimony itu perlu. Karena pada umumnya masyarakat perlu bukti, bahwa apa yang mereka jual itu benar-benar bagus dan bermanfaat.

Meskipun begitu, butuh mukjizat bagi penulis pemula untuk memperoleh testimoni dari penulis ternama. cuma-cuma bukunya pada salah seorang dosen sastra. Tak lama setelah membacanya, Dosen bersangkutan 'mereferensikan' buku antologi fiksi 'ISI' sebagai bacan yang 'wajib' kepada para mahasiswanya.

4.Berdayakan Media lokal (Koran & radio)
Pemasaran itu tidak hanya melalui selebaran, tetapi melihat perkembangan zaman yang semakin menggila ini. bisa melalui tekhnologi internet, membaca brodur di retsu, Koran biasanya punya halaman budaya pada edisi hari minggu. Anda bisa menemukan kolom resensi buku disebelah cerpen atau puisi. Koran lokal umumnya punya keberpihakan untuk memuat sinopsis –atau resensi- buku dari penulis yang punya keterkaitan dengan wilayah penyebarannya.

Sabrina mengungkapkan bagaimana dia mendatangi rekan-rekannya di komunitas radio di kota stabat Medan. Radio butuh berita, jadi win-win solution, bukan ?

5. Datangi bekas sekolah/kampus anda
Sumbangkan satu jilid buku anda untuk perpustakaan kampus. Lebih bagus lagi jika kampus anda punya media internal (majalah/bulletin/Koran/radio). Buat satu forum dimana anda bisa berbagi pengalaman dan inspirasi kepada yunior-yunior anda. Bawa beberapa contoh buku untuk direct selling.

6. Stok buku
Ini tips dari Vira Cla. Dia sengaja membeli bukunya sendiri dalam jumlah yang cukup signifikan sebagai stock. Yang perlu diingat dalam penjualan online adalah kejelasan profil penulis yang sekaligus merangkap sebagai pemasar. Buat calan pembeli merasa 'aman' berhubungan dengan anda, baik melalui blog pribadi maupun akun anda di jejaring sosial. Lengkapi data-data dan foto pribadi anda di akun tersebut. Penulis dengan nama alias/samaran tidak punya tempat di era web 2.0.

7. Kirim buku anda ke editor/kritikus nasional
Manfaatkan fitur pencarian teman di Facebook anda. Cari nama-nama besar semacam Nirwan Dewanto atau Nirwan Ahmad Arsuka. Cobalah untuk berteman dengan mereka. Mereka adalah orang yang ramah. Jika interaksinya sudah dirasa cukup, kirimkanlah satu jilid buku anda kepada mereka. Minta mereka memberi masukan, semata-mata demi perbaikan bagi cetakan buku anda selanjutnya. Mungkin mereka tidak akan meresensinya di Kompas. Syukur-syukur dia menuliskannya di status FB atau tweet di timeline mereka. Bila itu terjadi, siap-siaplah untuk bolak-balik ke kantor pos.

Sumber Tulisan:

http://www.digitama.co.id/7-tips-memasarkan-buku-publishing/

 

PETRUS HEPI WITONO
PT Javabooks Indonesia - PERIPLUS.com
Kawasan Industri Pulogadung
Rawagelam IV No.9 Jakarta 13930
Kantor: 46821088, Hp: 081905082435 (Whatsapp)
 
 

Post a Comment

0 Comments