Puasa sebagai Rasa Kerinduan...

Puasa sebagai Rasa Kerinduan...

Siang ini dikantor ada Jumat Pertama di kantor, yang dipimpin oleh RD Simon Lili Tjahyadi, seorang Romo dan Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Dan, saya mendapatkan insight yang bagus tentang pemahaman soal puasa dalam budaya Kristiani. 
 
Martin Luther suatu ketika berjanji akan masuk jadi biarawan jika dia bisa melewati suatu perjalanan tanpa terkena petir. Saat itu dia berada dalam situasi dorongan rasa takut. Rupanya dia berhasil dan sejak itu dia memutuskan memasuki kehidupan biarawan. Namun sekali lagi, keputusannya masuk biarawan karena didorong rasa takut mati dan Tuhan bisa memberikan keselamatan.
 
Ketika menjadi biarawan, hidupnya masih tetap berada dalam ketidaknyamanan, penuh kegelisahan dan berusaha mempertanyakan kepada Tuhan. Akhirnya dalam Kitab, dia menemukan bait dimana dikatakan bahwa keselamatan diperoleh karena kemurahan hati Tuhan kepada manusia. Bukan sebaliknya dari apa yang dikerjakannya selama ini: Mengejar prestasi yang bagus, bekerja dengan baik, berkarya dengan baik demi pencapaian keselamatan.
 
Pemaknaan puasa rasanya tepat dengan pengalaman Martin Luther ini.
Kesadaran melakukan puasa bukan dimengerti sebagai tindakan untuk mencapai suatu prestasi tertentu, lalu kemudian mengharapkan adanya imbalan dari Tuhan. Melainkan, menjadi sarana menanamkan rasa kerinduan kepada Allah yang telah memberikan kehidupan. Puasa menjadi saat kebersamaan bagi umat Kristiani mengenang pengalaman Yesus dan Umat Israel di Padang Pasir.
 
Maka, agar puasa dapat dilakukan bersama oleh Umat Kristiani, dibuatlah ukuran standarisasi pola puasa umat Kristiani Katolik.Tidak boleh terlalu tinggi juga tuntutannya karena tidak semua orang bisa melakukan puasa secara ekstrim. Standar minimal nya ialah melakukan Pantang dan Puasa pada awal Masa Prapaskah 5 Maret dan akhir masa prapaskah 19 April 2014. hari jumat lainnya dilakukan berpantang. Puasa makan kenyang satu kali. Saya menangkap disini, jika kita ingin melebihi standar minimalnya diperbolehkan, namun disesuaikan dengan kesehatan dan tidak terlalu ekstrim. apa sieh yang menjadi ajakan keuskupan untuk pantang kita? silahkan lihat dibawah. 
 
 
 
Selamat berpuasa,
Salam Cinta Seluas Angkasa.

 

Post a Comment

0 Comments