Surat Cintaku Untuk Tuhan!

Surat Cintaku Untuk Tuhan!

AMDG. KEMULIAAN KEPADA BAPA DAN PUTRA DAN ROH KUDUS. 

"Tuhan beri saya keteduhan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat saya ubah. Keberanian untuk mengubah hal-hal yang saya dapat ubah. Dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya." 

Selamat malam Tuhan. Ini suratku yang sangat serius bersamaMu untuk kesekian kalinya. Mungkin aku saat ini hanya karena sebuah rasa egois atau jeles saat menulis ini? But I think I must to do something. Aku merasa perlu menulis ini karena nalar, logika, emosi, rasa kesal sedang berkecamuk. ijinkan aku berkeluh kesah hati, memanjatkan doa, tapi aku yakin Engkau sendiri sudah tahu apa yang aku rasakan hari ini. Terima kasih atas banyak anugerah yang Kau berikan kepadaku: Cinta, Kehidupan dan Kebijaksanaan. Walaupun aku sendiri sering mudah jatuh ke dalam kekelaman. Aku marah, kesal dan emosi karena merasa sia-sia memberikan pertimbangan, memberikan masukan.

Aku mohon benar-benar bantuanMu Tuhan untuk lindungi Miki saat ini karena dia mengalami banyak tekanan dari persiapan pernikahan, dari rekan kerja yang tidak mendukung dan dari tekanan orang rumah. Rasanya aku ingin lepas tangan, karena sungguh terasa bebannya. Rasanya aku pengen bantu Miki namun tidak berdaya... 

Yes, Hari ini aku dibohongi. Sebelum aku dibohongi pun, aku sudah tahu. Saya dibohongi karena dia datang bersama seorang Pria lain saat ingin bermain olahraga malam ini. tapi aku gak berani konfirmasi. Alasannya adalah sebuah KEJUTAN! SURPRISE! Its not funny. "Itu Bukan Surprise!!!" Aku gak seneng. Harusnya dia peka.

Saat Miki datang dengan Pria lain itu, ada orang mulai berkomentar dan menanggapi, "mereka lagi pacaran yah?" 

Berbagai pikiran jahatku keluar: ya udah gak usah nikah aja, batalin aja, ya udah gak usah nginep lagi di rumah orang tua nya daripada membohongi pasangan, ya udah jujur saja sama orang tuanya, ah banyak omong kosong dan gak ada perjuangannya.

Maafkan aku Ya Tuhan, karena aku menunjukkan rasa tidak senangku malam ini ke Miki. Aku pulang dalam keadaan kesal. Aku tidak pamit. 

Padahal saya sudah mengingatkan dia sangat keras untuk memberikan jarak dan ruang bagi Pria itu untuk berproses. Jangan kasih umpan. Jangan mudah kasih perhatian. Apalagi dia adalah mantan imam, karena butuh proses penerimaan diri, mencari uang, masih banyak kebimbangan. Ditambah lagi sedang ada beberapa kasus para imam yang serius terjadi saat-saat ini.

Padahal Miki sendiri sudah berjanji ke aku untuk menjaga jarak setelah aku memberikan teguran yang sangat keras beberapa waktu lalu setelah mereka ada outing bersama. Tunangannya saja sampe penasaran dengan tingkah laku Miki yang aneh dirumah.


Apa yang aku Sedihkan Tuhan?

1. Kata kunci awal adalah ketidakterbukaan sehingga menjadi intimidasi. Miki tidak cerita apapun tentang rencana penikahannya kepada orang-orang karena satu dan lain hal. Dia menyimpan rapat-rapat hal ini. Mungkin juga karena managernya tidak bisa menerimanya. Tidak mau memberitahu orang lain tentang kondisi dirinya, bahkan kepada atasannya. Sehingga jangan-jangan atasannya menjadi kesal pada dirinya. Kasihan juga si Miki bekerja setiap hari kurang mendapatkan dukungan.

2. Miki merasakan bahwa HRD dan Managernya memojokkannya, dan menyudutkan, memaksakan Miki untuk melakukan pendekatan kepada pria lain itu setelah outing bersama. Jadi, Miki mudah sekali untuk ikut arus, padahal Miki ini dijaga banget oleh orang tua [Buktinya tidak boleh ngekos]. Jika hubungan gelap ini berhasil, maka HRD dan managernya berhasil menghancurkan dia, lalu apa faedahnya malah jadi sebuah kehancuran...


Lalu apa yang harus kubuat Tuhan [sebagai pria yang sudah dianggap Kakak dan sudah bertemu dengan calon suaminya]? Apa yang harus kuberitahukan lagi kepada Miki? Aku mengeluh dan mengaduh kepadaMu. Apakah beberapa cara ini bisa menjadi pilihan ya Tuhan?

1. Memberitahumu pria itu baik-baik [daripada ngumpet-ngumpet] bahwa Miki sudah tunangan dan akan menikah dalam waktu dekat. Persiapannya sudah jauh karena sudah persiapan perkawinan pula. Karena rekan-rekan di kantornya tidak ada yang tahu sama sekali. Diselesaikan dengan baik-baik. Kasihan juga pria itu harus ngumpet-ngumpet kalau ketemu Miki. Aku hanya ingin memberitahu: Jaga jarak karena bisa jadi gosip.

2. Memberitahu kepada HRD [dari hati ke hati] apa yang sesungguhnya terjadi untuk menghindari dampak yang tidak baik dari kedua belah pihak. Selain itu, aku punya harapan HRD bijak menjaga perasaan agar jangan sampai mengintimidasi ataupun menjerumuskan, agar Miki pun tidak bersedih.

3. Aku kasih tahu calon suaminya. Memberitahu pasangan dan keluarganya agar mencoba untuk mempertimbangkannya kembali.

4. Membiarkannya saja rusak semua. Ngak perlu datang ke nikahannya, Memulai dari nol lagi tanpa mau berkaca kebelakang perjuangan LDR mereka yang sudah dibangun. 

5. Miki diminta untuk resign saja agar mendapatkan lingkungan yang lebih sehat. lebih fresh dan lebih tenang untuk memulai sesuatu apa yang dia suka.


Hampir 2 jam aku merangkai surat ini dengan perlahan.

Tuhan maafkan aku jika aku terlalu berlebihan, tapi aku yakin Engkau Tahu apa yang sedang Miki Rasakan, pergumulan berat dan trauma yang harus dia alami sendiri. Aku pun juga berharap Miki diperlakukan lebih manusiawi.

Tuhan, Aku bukan siapa - siapa. 

Tapi aku sungguh-sungguh peduli.

Maafkan jika aku terlalu Egois.

Maafkan aku Ya Tuhan jika aku terlalu Baper.

"Tuhan beri saya keteduhan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat saya ubah. Keberanian untuk mengubah hal-hal yang saya dapat ubah. Dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya." 


Post a Comment

0 Comments