Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-2

Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-2

Tiga Perintah Moral atau Imperatif Moral yang dipaparkan dalam Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab:

"All our knowledge begins with the senses, proceeds then to the understanding, and ends with reason. There is nothing higher than reason." - Immanuel Kant.

Perintah moral atau Imperatif Moral adalah suatu prinsip yang berasal dari dalam budi seseorang yang mana mendorongnya untuk bertindak. Hal ini adalah semacam perintah mutlak (imperatif kategoris), sebagaimana didefinisikan oleh Tokoh Filsafat Immanuel Kant. Kant memandang perintah atau keharusan (imperatif) ini sebagai suatu petunjuk dari akal murni, dalam aspek praktisnya. Imperatif kategoris (bahasa Jerman: kategorischer Imperativ) adalah perintah yang mengatakan apa yang harus dilakukan dari sudut pandang alasan murni semata.

Imperatif Moral menjadi suatu prinsip yang berasal dari dalam budi seseorang yang mana mendorongnya untuk bertindak sebagai sebuah kewajiban atau perintah mutlak.

Berikut tiga imperatif moral yang dipaparkan dalam Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab:

1. Penghargaan terhadap martabat manusia,
2. Menjamin Hak dan Kebebasan Setiap orang,
3. Relasi seimbang oleh manusia dengan segenap ciptaan.

 

Jadi, ada sebuah perintah moral sebagai aturan kesusilaan umum yang berlaku bagi setiap orang.

-Berbagi dengan orang lain yang menderita kesulitan/kemalangan
-Relasi etis antar manusia
-Mengedepankan prinsip sikap baik pada sesama
-Prinsip Hormat pada diri sendiri

 
Misalnya, dalam kasus keinginan berderma kepada seorang tetangga yang tidak dipedulikan orang lain, kita bertanya apakah kehendak (maksim) untuk berderma itu bisa dijadikan hukum universal atau tidak?

“Bertindaklah sedemikian rupa sehingga Anda selalu memperlakukan umat manusia entah di dalam pribadi Anda maupun di dalam pribadi setiap orang lain sekaligus tujuan, bukan sebagai sarana belaka”[2] - F. Budi Hardiman. 2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern: Dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta: Erlangga. Hal. 128

 

Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-2
Dalam menjabarkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sila ke-2 Pancasila, para pendiri bangsa dan perumus Pancasila tak melupakan berbagai aspek kemanusiaan dan keadilan yang seharusnya ada di dalamnya. Berikut ini butir-butir pengamalan yang diharapkan dapat terus berlaku dan diterapkan oleh warga negara Indonesia:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Sumber: https://bpip.go.id/berita/991/582/pentingnya-pengamalan-pancasila-sila-ke-2-di-lingkungan-masyarakat.html

Post a Comment

0 Comments