Berani Hadapi Godaan Hutang

Berani Hadapi Godaan Hutang

Presentasi angka masyarakat yang berhutang terus makin naik. Rupanya ada 3 hal yang mendorong masyarakat terlalu berani memutuskan untuk berhutang, yaitu pertama, hutang dianggap sebagai kepemilikan harta. Kedua, rendahnya literasi keuangan, dan yang terakhir sebagai faktor eksternal, yakni adanya promosi barang yang menarik dengan cara berhutang.

Apakah berhutang itu sendiri diperbolehkan? Boleh banget, asalkan sifatnya produktif dan mampu untuk membayar hutangnya kedepan karena berhutang pasti memiliki bunga. Hutang sebaiknya digunakan pula dalam situasi hal yang penting dan mendesak saja.

Ada contoh kasus nyata. Ada seorang direktur salah satu perusahaan,sebut saja namanya Agus. Beliau selalu memantau karyawannya dalam berhutang, walaupun katanya urusan keuangan adalah urusan pribadi, tetapi Pak Agus sebagai direktur perusahaan tidak mau jika salah satu karyawan sudah terjerat hutang, apalagi sampai tidak bisa membayarnya. Beliau yakin hal ini akan berefek besar pada produktivitas karyawan saat bekerja.

Jika setiap karyawan diberikan solusi dengan kenaikan gaji, beliau berkata itu bukanlah solusi. Karena jika seseorang sudah menjadi konsumtif, gaji sebesar apapun tidak akan cukup dan ujungnya akan berhutang kembali. Maka penting sekali karyawan mendapatkan edukasi keuangan.

Beberapa saran untuk para pekerja ketika sudah terlanjur terlilit hutang adalah, yang pertama  menggunakan aplikasi untuk memantau karyawan, gaji tersebut digunakan untuk apa saja. Yang kedua adalah harus menyadarkan diri apa barang yang akan kita cicil dan apakah kita dapat mencicilnya hingga selesai, jika tidak kita harus merelakan barang tersebut dijual atau dikembalikan jika sudah terlanjur mencicilnya. Dan harus menanggung sisa hutang karena barang yang kita beli untuk gaya hidup konsumtif, harga  tersebut mudah turun dengan cepat. Yang ketiga adalah membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Ketika ingin membeli barang, hitung dahulu keperluan anda yang lebih butuhkan, jika uang tersebut berlebih baru boleh untuk dibelikan barang yang anda inginkan.

Rekan-rekan Muda, belajar dari pengalaman nyata diatas, beberapa tindakan yang bisa kita lakukan untuk menghindari berhutang, yaitu pertama masyarakat harus memiliki rencana yang matang, seperti rencana untuk menikah, rencana untuk beli rumah, merencanakan menyekolahkan anak sampai kuliah, dan lain-lain. Ketika hal tersebut tiba, mereka sudah siap dengan uang yang mereka pegang sehingga ketika ada tawaran untuk menyicil barang-barang yang berharga sudah tidak tergoda lagi karena sudah memiliki rencana lain yang lebih penting dari cicilan yang menggoda tersebut.

Yang kedua adalah masyarakat harus memiliki catatan pendapatan dan pengeluaran dan satu lagi masyarakat harus memiliki catatan asset yang mereka miliki.

Yang ketiga adalah perusahaan harus memiliki financial awareness pada karyawannya, seperti memiliki dana darurat. Dana darurat tersebut digunakan ketika hal darurat terjadi seperti kecelakaan, anggota keluarga sakit, dan lain-lain dan hal tersebut muncul ketika kita sedang tidak memiliki uang atau belum gajian.

Masyarakat harus memiliki kesadaran ketika ingin berhutang, sadarilah bahwa berhutang itu wajib dibayar setiap bulannya, bahkan saat hari menerima gaji, hutang tersebut harus menjadi prioritas saat mengeluarkan uang pertama kali setelah menerima gaji. Masyarakat juga harus mengetahui, jika mereka ingin mengambil suatu cicilan, cicilan tersebut tidak boleh dari 30% dari gaji yang mereka terima.

Rekan-rekan Muda Binusian, perencanaan keuangan itu sangatlah penting. Jadi jangan anggap remeh. Belajarlah tentang keuangan dari orang-orang terdekat ataupun webinar-webinar yang diadakan tentang keuangan.

 

Salam Cerdas Literasi Keuangan.

Semoga bermanfaat.

www.lembutambun.com

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

0 Comments