Reksadana saya di pasar campuran dan saham dalam 10 tahun stagnan, Bagaimana Sarannya?

Reksadana saya di pasar campuran dan saham dalam 10 tahun stagnan, Bagaimana Sarannya?

Pak Kriswanto yang saya hormati,

Pertanyaan Bapak sangat relevan dan sering muncul dalam diskusi keuangan jangka panjang. Banyak investor mengalami situasi serupa: reksa dana, terutama jenis campuran dan saham, terlihat “jalan di tempat” dalam kurun waktu panjang, bahkan 10 tahun. Ini bukan semata karena manajer investasi kurang baik, tetapi seringkali disebabkan oleh faktor eksternal seperti siklus ekonomi, pergerakan pasar global, kebijakan pemerintah, hingga kondisi geopolitik yang mempengaruhi pertumbuhan indeks saham di Indonesia.

Langkah pertama yang perlu Bapak lakukan adalah evaluasi kinerja relatif, bukan sekadar angka nominal. Bandingkan performa reksa dana Bapak dengan indeks acuannya (misalnya IHSG). Bila performa reksa dana di bawah indeks dalam jangka panjang, itu sinyal kuat untuk mempertimbangkan switching ke produk lain yang lebih efisien.

Langkah kedua, tinjau ulang strategi dan tujuan investasi. Reksadana saham dan campuran cocok untuk horizon panjang, tetapi bukan berarti harus dibiarkan tanpa evaluasi. Dalam investasi, 10 tahun adalah waktu yang cukup untuk melihat tren. Bila stagnasi terus-menerus, bisa jadi alokasi aset atau pilihan manajer investasi kurang optimal. Bapak dapat memindahkan sebagian portofolio ke produk lain, seperti reksa dana indeks atau ETF, yang biayanya lebih rendah dan cenderung mengikuti pergerakan pasar secara lebih konsisten.

Langkah ketiga, diversifikasi lintas instrumen. Jangan terpaku pada satu jenis reksa dana. Kombinasikan dengan obligasi, pasar uang, atau bahkan instrumen luar negeri jika memungkinkan, agar pertumbuhan portofolio lebih seimbang.

Terakhir, selalu ingat: stagnasi bukan berarti gagal. Itu tanda bahwa saatnya meninjau ulang strategi, bukan berhenti berinvestasi. Dengan langkah terukur, passive income dari investasi tetap bisa diwujudkan.

Post a Comment

0 Comments