Tapi, ada juga yang mengartikan bahwa cabe-cabean adalah anak perempuan baru gede (ABG), yang suka bersikap centil dengan makna konotatif. Kata "cabe-cabean" setidaknya menambah kosakata baru bagi anak muda di Ibu Kota dan juga di sejumlah social media. Bahkan, masuk dalam kategori bahasa alay. Kata alay adalah fenomena perilaku remaja di Indonesia.
Setelah heboh fenomena "cabe-cabean" yang merebak di kalangan masyarakat, kini muncul istilah baru bernama "terong-terongan".
Kata tersebut muncul dan dikhususkan untuk anak remaja laki-laki yang gaul. Sekilas, penampilan mereka tidak jauh beda dengan remaja normal lainnya. Hanya saja terong-terongan sedikit berbeda secara psikologis, yaitu bergaya kewanita-wanitaan.
"Fenomena terong-terongan sudah mulai pada awal November. Terong-terongan tidak jauh beda dengan cabe-cabean," ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Okezone, Jumat (27/12/2013).
Menurut Arist, cabe-cabean merupakan ajang prostitusi yang berawal dari judi di kalangan anak-anak remaja pembalap motor liar. Para cabe-cabean ini umumnya senang memakai pakaian minim.
Bahkan, yang sangat disayangkan Arist, hal ini sudah menjadi sebuah komunitas baru yang dibangun oleh anak-anak remaja. Di mana dalam pengimplementasiannya, tidak adanya wadah untuk disalurkan.
"Sementara terong-terongan adalah bagian dari komunitas mereka, yang tempat tongkrongannya di tempat wisata kuliner," ucapnya.
sumber:
http://kampus.okezone.com/read/2013/12/27/560/917997/habis-cabe-cabean-terbit-terong-terongan
0 Comments